INDONESIA HERBAL
TANAMAN OBAT
(Foeniculum vulgare Mill.)
|
|
Sinonim :
= E officinale, All. = Anethum foeniculum, Linn. |
|
Familia :
Apiaccae (Umbelliferae) |
Uraian :
Adas
merupakan satu dari sernbilan tumbuhan obat yang dianggap berrnukjizat di
Anglo-Saxon. Di Indonesia telah dibudidayakan dan kadang sebagai tanarnan bumbu
atau tanaman obat. Turnbuhan ini dapat hidup dari dataran rendah sampai
ketinggian 1.800 m di atas permukaan laut, namun akan tumbuh lebih baik pada
dataran tinggi. Asalnya dari Eropa Selatan dan Asia, dan karena manfaatnya
kemudian banyak ditanam di Indonesia, India, Argentina, Eropa, dan Jepang.
Terna berumur panjang, tinggi 50 cm - 2 m, tumbuh merumpun. Satu rumpun
biasanya terdiri dari 3 - 5 batang. Batang hijau kebiru- biruan, beralur,
beruas, berlubang, bila memar baunya wangi. Letak daun berseling, majemuk
menyirip ganda dua dengan sirip-sirip yang sempit, bentuk jarum, ujung dan
pangkal runcing, tepi rata, berseludang warna putih, seludang berselaput dengan
bagian atasnya berbentuk topi. Perbungaan tersusun sebagai bunga payung majemuk
dengan 6 - 40 gagang bunga, panjang ibu gagang bunga 5 - 1 0 em, panj' ang
gagang bunga 2 - 5 mm, mahkota berwarna kuning, keluar dari ujung batang. Buah
lonjong, berusuk, panjang 6 - 10 mm, lebar 3 - 4 mm, masih muda hijau setelah
tua cokelat agak hijau atau cokelat agak kuning sampai sepenuhnya cokelat.
Namun, warna buahnya ini berbeda-beda tergantung negara asalnya. Buah masak
mempunyai bau khas aromatik, bila dicicipi rasanya relatif seperti kamfer. Adas
menghasilkan minyak adas, yang merupakan basil sulingan serbuk buah adas yang
masak dan kering. Ada dua macam minyak adas, manis dan pahit. Keduanya,
digunakan dalam industri obat-obatan. Adas juga dipakai untuk bumbu, atau
digunakan sebagai bahan yang memperbaiki rasa (corrigentia saporis) dan
mengharumkan ramuan obat. Biasanya adas digunakan bersama-sama dengan kulit
batang pulosari. Daunnya bisa dimakan sebagai sayuran. Perbanyakan dengan biji
atau dengan memisahkan anak tanaman.
Nama Lokal :
Hades
(Sunda), adas, adas londa, adas landi (Jawa),; Adhas (Madura), adas (Bali),
wala wunga (Sumba).; Das pedas (Aceh), adas, adas pedas (melayu).; Adeh, manih
(Minangkabau). paapang, paampas (Menado).; Popoas (Alfuru), denggu-denggu
(Gorontalo), ; Papaato (Buol), porotomo (Baree). kumpasi (Sangir Talaud).;
Adasa, rempasu (Makasar), adase (Bugis).; Hsiao hui (China), phong karee,
mellet karee (Thailand),; Jintan Manis (Malaysia). barisaunf, madhurika
(Ind./Pak.).; Fennel, commaon fennel, sweet fennel, fenkel, spigel (I).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit perut
(mulas), perut kembung, mual, muntah, ASI sedikit,; Diare, sakit kuning
(jaundice), kurang nafsu makan, batuk,; Sesak napas (Asma), nyeri haid, haid
tidak tertur, rematik goat,; Susah tidur (insomnia), buah pelir turun
(orchidoptosis), kolik,; Usus turun ke lipat paha (hernia inguinalis), batu
empedu,; Pembengkakan saluran sperma (epididimis),; Penimbunan cairan dalam
kantung buah zakar (hiodrokel testis),; Keracunan tumbuhan obat atau jamur,
meningkatkan penglihatan;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Buah masak
(Xiaohuixiang, hui-hsiang). Buah yang telah masak dikumpulkan, lalu dijemur
sampai kering.
KEGUNAAN:
Buah bermanfaat untuk mengatasi :
- sakit
perut (mulas), perut kembung, rasa penuh di lambung, mual,
muntah, diare,
- sakit
kuning (jaundice), kurang nafsu makan,
- batuk
berdahak, sesak napas (asma),
- haid:
nyeri haid, haid tidak teratur,
- air susu
ibu (ASI) sedikit,
- putih
telur dalam kencing (proteinuria),
- susah
tidur (insomnia),
- buah pelir
turun (orchidoptosis),
- usus turun
ke lipat paha (hernia inguinalis),
-
pembengkakan saluran sperma (epididimis),
- penimbunan
cairan di dalam kantung buah zakar (hidrokel testis),
- mengurangi
rasa sakit akibat batu dan membantu menghancurkannya,
- rematik
gout, dan
- keracunan
tumbuhan obat atau jamur.
Daun berkhasiat mengatasi :
- batuk,
- perut
kembung, koilk,
- rasa haus,
dan
-
meningkatkan penglihatan.
CARA PEMAKAIAN :
Buah adas
sebanyak 3 - 9 g direbus, minum atau buah adas digiling halus, lalu diseduh
dengan air mendidih untuk diminum sewaktu hangat. Daun dimakan sebagai sayuran
atau direbus, lalu diminum.
Pemakaian
luar, buah kering digiling halus lalu digunakan untuk pemakaian lokal pada
sariawan, sakit gigi, sakit telinga dan luka.
Minyak adas
juga dapat digunakan untuk menggosok tubuh anak yang masuk angin.
CONTOH PEMAKAIAN :
1. Batuk
a.
Siapkan serbuk buah adas sebanyak 5 g disedub dengan 1/2
cangkir air mendidih. Setelah dingin
disaring, tambahkan 1 sendok
teh madu. Aduk sampai merata, minum
sekaligus. Lakukan 2 kali
sehari, sampai sembuh.
b.
Siapkan daun saga 1/4 genggam, bunga kembang sepatu 2
kuntum, daun poko 1/5 genggam, bunga
tembelekan 10 kuntum,
bawang merah 2 butir, adas 1 sendok teh,
pulosari 1 jari, rimpang
jahe 1 jari, gula merah 3 jari, dicuci
dan dipotong-potong
seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air
bersih sampai tersisa
setengahnya. Setelah dingin disaring,
lalu diminum. Lakukan 3 kali
sehari, masing-masing 1/2 gelas.
2. Sesak napas
a.
Ambil minyak adas sebanyak 10 tetes diseduh dengan 1 sendok
makan air panas. Minum selagi hangat.
Lakukan 3 kali sehari,
sampai sembuh.
b. Siapkan adas 1/2 sendok teh, pulosari ¼
jari, rirnpang kencur 2
jari, rirnpang temulawak 1 jari, jintan
hitam 114 sendok teh, daun
poncosudo (Jasminum pubescens) 1/4
genggam, gula merah
3 jari, dicuci dan dipotong-potong
seperlunya. Baban-bahan tadi
lalu direbus dengan 4 1/2 gelas air
bersih sampai tersisa kira-kira
separonya. Setelah dingin disaring, dan
siap untuk diminum.
Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas.
3. Sariawan
Siapkan adas 3/4 sendok teh, ketumbar 3/4
sendok teh, daun iler
1/5 genggam, daun saga 1/4 genggam, sisik
naga 1/5 genggam,
daun sembung 1/4 genggam, pegagan 1/4
genggam, daun kentut
1/6 genggam, pulosari 3/4 jari, rimpang
lempuyang wangi 1/2 jari,
rimpang kunyit ½ jari, kayu manis ¾ jari,
gula merah 3 jari, dicuci
dan dipotong-potong seperlunya. Bahan-bahan
tadi lalu direbus
dengan 4 1/2 gelas air bersih sampai
tersisa separonya. Setelah
dingin disaring, siap untuk diminum. Sehari
3 kali, setiap kali cukup
3/4 gelas.
4. Haid tidak teratur
Siapkan daun dan bunga srigading
masing-masing.1/5 genggam,
jinten hitam 3/4 sendok teh, adas 1/2
sendok teh, pulosari 1/2 jari,
bunga kesumba keling 2 kuntum, jeruk nipis
2 buah, gula batu
sebesar telur ayam, dicuci lalu
dipotong-potong seperlunya.
Bahan-bahan tadi lalu direbus dengan 3
gelas air bersih sampai
tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin
disaring, minurn 3 kali sehari,
masing-masing 3/4 gelas. Keracunan tumbuhan
obat atau jamur
Siapkan serbuk buah adas sebanyak 5 g, lalu
seduh dengan
setengah cangkir arak. Minum selagi hangat.
5. Batu empedu
Serbuk buah adas sebanyak 5 g diseduh
dengan 1 cangkir air
panas. Min
Komposisi :
SIFAT
KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS Buah : buah masak mengandung bau aromatik, rasa
sedikit manis, pedas, hangat, masuk meridian hati, ginjal, limpa, dan lambung.
Daun : berbau aromatik Minyak dari buah : minyak adas (fennel oil). KANDUNGAN
KIMIA : Adas mengandung minyak asiri (Oleum Foeniculi) 1 - 6%, mengandung 50 -
60% anetol, lebih kurang 20% fenkon, pinen, limonen, dipenten, felandren,
metilchavikol, anisaldehid, asam anisat, dan 12% minyak lemak. Kandungan anetol
yang menyebabkan adas mengeluarkan aroma yang khas dan berkhasiat karminatif.
Akar mengandung bergapten. Akar dan biji mengandung stigmasterin (serposterin).
Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Komponen aktifnya, anisaldehida,
meningkatkan khasiat streptomycin untuk pengobatan TBC pada tikus percobaan. 2.
Meningkatkan peristaltik saluran cerna dan merangsang pengeluaran kentut
(flatus). 3. Menghilangkan dingin dan dahak. 4. Minyak adas yang mengandung
anetol, fenkon, chavicol, dan anisaldehid berkhasiat menyejukkan saluran cerna
dan bekerja menyerupai perangsang napsu makan. 5. Dari satu penelitian pada
manusia dewasa, diternukan bahwa adas mempunyai efek menghancurkan batu ginjal.
6. Pada percobaan binatang, ekstrak dari rebusan daun adas dapat menurunkan
tekanan darah. Namun, pengolahan cara lain tidak menunjukkan khasiat ini.
(Litsea glutinosa (Lour.) C.D. Robins.)
|
|
Sinonim :
Litsea chinensis Lamk. Litsea littoralis (L.) Vill. |
|
Familia :
Lauraceae. |
Uraian :
Berupa
pohon, tinggi dapat mencapai 10 meter. Batang berkayu dan bercabang-cabang.
Daun tunggal, bentuk elips, warna hijau, dan berbulu halus. Perbungaan bentuk
malai, mahkota bunga berwarna putih kekuningan. Buah bulat, buah muda berwarna
hijau, setelah tua berwarna hitam. Akar tunggang warna cokelat muda. Bagian
yang digunakan Akar, kulit kayu, dan daun.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH:
Huru batu, Huru beusai, Huru tangkalak, Madang kapas (Sd); Adem ati, Kapu
ketek, Nyampu wingka, Wuru beling (Jw). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Litseae
glutinosae Radix; Akar Adem Ati. Litseae glutinosae Cortex; Kulit kayu Adem
Ati. Litseae glictinosae Folium; Daun Adem Ati.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sifat Khas
Manis, pahit, dan mendinginkan. KHASIAT Anti inflamasi, analgesik, dan
hemostatik.
Pemanfaatan :
Kegunaan Di
Masyarakat
Akar:
1. Mencret.
2. Kencing
manis.
3. Radang
usus.
4. Radang
kulit bernanah (obat luar).
Kulit kayu dan Daun (obat luar):
1. Bisul;
2. Luka
berdarah;
3. Obat
penenang;
4. Radang
kulit bernanah;
5. Radang
payudara;
RAMUAN DAN TAKARAN
Kencing
Manis
Ramuan:
Akar Adem
Ati 5 gram
Daun Salam
segar 4 lembar
Air 140
ml
Cara pembuatan:
Dibuat
infus.
Cara pemakaian:
Diminum 2
kali sehari, pagi dan sore, setiap minum 100 ml.
Mencret,
Radang Usus
Ramuan:
Akar Adem
Ati 6 gram
Rimpang
Kunyit segar 6 gram
Ai 110
ml
Cara pembuatan:
Dibuat infus
atau diseduh.
Cara pemakaian:
Diminum 1
kali sehari 100 ml.
Lama pengobatan:
Diulang
selama 3 hari (Mencret), 14 hari (Radang usus). Bila tidak menunjukkan gejala
penyembuhan dianjurkan untuk ke dokter.
Radang Kulit Bernanah, Radang Payudara, Luka,
dan Bisul
Ramuan:
Kulit
kayu/Daun segar Adem Ati secukupnya
Daun
Sambilata secukupnya
Air secukupnya
Cara pembuatan:
Dipipis
hingga berbentuk pasta.
Cara pemakaian:
Ratakan
pasta pada bagian kulit yang sakit. Sebelum dibaluri dengan pasta tersebut,
sebaiknya dibersihkan dengan air hangat dahulu.
Lama pengobatan:
Diperbaharui
setiap 3 jam.
Komposisi :
Alkaloid
(golongan fenantrena dan aporfina), flavonoida, tanin, polifenol, dan minyak atsiri.
(Bidens
pilosa L.)
|
|
Sinonim
:
Bidens sundaica Blume (1826), Bidens leucorrhiza (Lour.) DC. (1836), Bidens pilosa L. var. minor (Blume) Sherff (1925). |
|
Familia
:
Asteraceae (Compositae). |
Uraian :
Tumbuhan ini
termasuk tumbuhan liar dan banyak ditemui di pinggir jalan. Kadang-kadang
ditanam di halaman, sebagai tanaman hias. Tumbuhan ini tergolong terna, tinggi
dapat mencapai 150 cm. Batang berbentuk segi empat, warna hijau. Daun
bertiga-tiga, masing-masing berbentuk bulat telur, pinggir bergerigi. Bunga
bertangkai panjang, mahkota bunga berwarna putih dengan putik berwarna kuning.
Bagian yang digunakan Seluruh bagian tumbuhan yang berada di atas tanah
(herba).
Nama Lokal :
NAMA DAERAH: ajeran, hareuga (Sunda), jaringan, ketul
(Jawa). NAMA ASING: Black jack (En). Sornet (Fr). Malaysia: kancing baju,
pau-pau pasir, keroten. Papua New Guinea: ivu na mag (Gunantuna, New Britain),
rakot (Kurtatchi, Bougainville). Philippines: dadayem (Ibanag), burburtak
(Ilocano), pisau-pisau (Bisaya). Thailand: puen noksai, kee nok sai, yaa
koncham khaao. Vietnam: d[ow]n bu [oos] t, t [uwr] t [oo] hoang, q [ur]y tr
[aa] m th [ar] o. NAMA SIMPLISIA Bidentitis pilosae Herba; Herba Ajeran.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS
Mendinginkan, rasa pahit, dan melancarkan peredaran darah. KHASIAT
Antiinflamasi, antipiretik, dan antiseptik.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN
1. Demam.
2.
Pencernaan tidak baik.
3. Rematik
(nyeri persendian).
4. Selesma.
5.Usus
buntu.
6.Wasir.
RAMUAN DAN TAKARAN
Selesma dan
Demam
Ramuan:
Herba Ajeran
(3 gram)
Babakan Pule
(200 mg)
Daun Sembung
(3 gram)
Daun Poko (2
gram)
Air (130 ml)
Cara pembuatan:
Dibuat infus
atau diseduh.
Cara pemakaian:
Diminum 2
kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml.
Lama pengobatan:
Diulang
sampai sembuh.
Usus Buntu
Penyakit
usus buntu harus segera ditangani oleh dokter. Bila karena sesuatu hal, dokter
belum dapat ditemui, ramuan ini dapat digunakan.
Ramuan:
Herba Ajeran
(5 gram)
Air (120 ml)
Cara pembuatan:
Dibuat infus
atau pil.
Cara pemakaian:
Diminum 2
kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml, atau 3 kali sehari 9 pil.
Lama pengobatan:
Diulang
selama 20 hari.
Komposisi :
Alkaloid
poliina, saponin, zat pahit, minyak atsiri, dan zat samak.
(Glycyrrhiza
glabra L,)
|
|
Sinonim
:
- |
|
Familia
:
Papilionaceae (Leguminosae). |
Uraian :
Simplisia
ini masih diimport, sebab belum dapat ditanam di Indonesia. Bagian yang
digunakan Akar.
Nama Lokal :
NAMA
SIMPLISIA Glycyrrhiza Radix, Liquiritae Radix; Akar Manis.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS
Menetralkan, rasa manis. KHASIAT Ekspektoran, anti inflamasi, dan spasmolitik.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN
Anti
kolestrol.
Bronkhitis.
Batuk.
Mulas
Tukak
lambung
RAMUAN DAN TAKARAN
Batuk
Ramuan:
Akar
Manis 1,5 gram
Rimpang 8 gram
Daun
Sirih 3 lembar
Air 130 ml
Cara pembuatan:
Dibuat
infus.
Cara pemakaian:
Diminum 2
kali sehari, pagi dan sore sebelum makan, tiap kali minum 100 ml.
Lama pengobatan:
Diulang
sampai sembuh.
Tukak Lambung
Ramuan:
Akar
Manis 3 gram
Rimpang
Kunyit 4 gram
Air 130 ml
Cara pembuatan:
Dibuat infus
atau diseduh.
Cara pemakaian:
Diminum 2
kali sehari, pagi dan sore. Tiap kali minum 100 ml.
Lama pengobatan
Diulang
selama 14 hari. Bagi penderita yang tidak tahan panasnya kunyit, ramuan dapat
ditambah air hingga encer, diendapkan dahulu kemudian diminum.
Peringatan
Takaran yang
terlalu besar dan pemakaian terlalu lama dapat mengakibatkan hipoklamia.
Komposisi :
Glisirhisin,
saponin, glikosida likuiritin, asparagin, umbeliferona, glabrolida, glukosa,
sukrosa, asam likuiritat, asam hidroksiglisirhitat, zat pahit, minyak atsiri,
dan asparagin.
(Vitiveria
zizanioides (L,) Nash. Ex, Small)
|
|
Sinonim
:
Andropogon zizanioides Urban. Andropogon squarrosus Hackel. Andropogon muricatus Retz. |
|
Familia
:
Poaceae (Gramineae). |
Uraian :
Rumput
menahun, tinggi dapat mencapai 1 meter. Batang lunak, beruas-ruas, berwarna
putih. Daun tunggal, bentuk pita, ujung runcing. Pelepah memeluk batang, warna
hijau keputih-putihan. Perbungaan bentuk bulir di ujung batang. Buah padi,
berduri, berwarna putih kotor. Akar termasuk akar serabut berwarna kuning.
Bagian yang digunakan Akar dan minyak atsiri.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH
Useur (Gayo); Hapias, Usar (Batak); Akar babau (Minangkabau); Akar banda
(Timor); Iser, Morwastu (Sumatera Utara); Usa, Urek usa (Makasar); Janur,
Narawastu, Usar (Sunda); Larasetu, Larawastu, Rarawestu (Jawa). NAMA ASING:
NAMA SIMPLISIA Vitiveriae Radix; Akar wangi. Oleum Vitiveriae aetheriae; Minvak
Akar wangi.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Khasiat
Diaforetik.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN
Bau mulut
(obat kumur).
Rematik
(obat luar).
RAMUAN DAN TAKARAN
Napas/Mulut
bau
Ramuan:
Akar
wangi beberapa potong
Daun Sirih
segar 2 lembar
Herba
Pegagan segar 1 genggam
Buah
Kapulaga 6 butir
Air 110 ml
Cara pembuatan:
Dibuat
infus.
Cara pemakaian:
Untuk
berkumur 2 kali sehari, tiap kali pakai 100 ml Bila perlu dapat diencerkan
dengan air hangat, sebagian dapat ditelan karena tidak berbahaya.
Komposisi :
Akar: Minyak
atsiri, hars, dan zat pahit. Minyak: Vetiverin, vetiveron, veton, dan
vetivazulen. Kegunaan Bau mulut (obat kumur). Rematik (obat luar).
(Imperata
cylindrica (L.)Beauv.)
|
|
Sinonim
:
Lagurus cylindricus L. , Imperata arundinacea Cirillo. |
|
Familia
:
Poaceae |
Uraian :
Perawakan:
herba, rumput, merayap, tinggi 30-180 cm. Batang: rimpang, merayap di bawah
tanah, batang tegak membentuk satu perbungaan, padat, pada bukunya berambut
jarang. Daun: tunggal, pangkal saling menutup, helaian; berbentuk pita, ujung
runcing tajam, tegak, kasar, berambut jarang, ukuran 12-80 cm. x 35-18 cm.
Bunga: susunan majemuk bulir majemuk, agak menguncup, panjang 6-28 cm, setiap
cabang memiliki 2 bulir, cabang 2,5-5 cm, tangkai bunga 1-3 mm, gluma 1; ujung
bersilia, 3-6 urat, Lemma 1 (sekam); bulat telur melebar, silia pendek 1,5-2,5
mm. Lemma 2 (sekam); memanjang, runcing 0,5-2,5 mm. Palea (sekam); 0,75-2 mm.
Benang sari: kepala sari 2,5-3,5 mm, putih kekuningan atau ungu. Putik: kepala
putik berbentuk bulu ayam. Buah: tipe padi. Biji: berbentuk jorong, panjang 1
mm lebih. Waktu berbunga : Januari - Desember. Daerah distribusi, Habitat dan
Budidaya: Di Jawa tumbuh pada ketinggian sampai dengan 2700 m dpl, pada
daerah-daerah terbuka atau setengah tertutup; rawa-rawa; pada tanah dengan
aerasi yang baik; pada daerah-daerah yang habis dibuka; di tepi sungai;
ekstensif pada hutan sekunder; daerah bekas terbakar; sebagai gulma di
perladangan; taman dan perkebunan. Tumbuhan ini dapat mempengaruhi tanaman
kultivasi lain, karena kebutuhan natrium yang relatif tinggi. Perbanyakan:
berkembang biak dengan sendirinya. Setiap saat rimpang dipanen dari tumbuhan
yang telah matang. Rimpang yang baik berwarna pucat, berasa manis dan sejuk.
Alang-alang dapat menuyebabkan penurunan pH tanah. Besarnya penurunan pH dan
hambatan terhadap proses nitrifikasi menunjukkan adanya korelasi positif dengan
pertumbuhan alang-alang.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH:
Naleueng lakoe (Aceh); Jih (Gayo); Rih, Ri (Batak); Oo (Nias); Alalang,
Hilalang, Ilalang (Minang kabau); Lioh (Lampung); Halalang, Tingen, Padang,
Tingan, Puang, Buhang, Belalang, Bolalang (Dayak); Eurih (Sunda); Alang-alang
kambengan (Jawa); Kebut, Lalang (Madura); Ambengan, Lalang (BaIi); Kii, Rii
(FIores); Padengo, Padanga (Gorontalo); Deya (Bugis); Erer, Muis, Wen (Seram);
Weli, Welia, Wed (Ambon). NAMA ASING: Cogon grass, satintail (En). Paillotte
(Fr). Malaysia: lalang, alang-alang. Papua New Guinea: kunai (Pidgin), kurukuru
(Barakau, Central Province). Philippines: kogon (Tagalog), gogon (Bikol), bulum
(Ifugao). Burma (Myanmar): kyet-mei. Cambodia: sbö':w. Laos: hnha:z kh'a:.
Thailand: ya-kha, laa laeng, koe hee (Karen, Mae Hong Son). Vietnam: c [or]
tranh. NAMA SIMPLISIA Imperatae Rhizoma; rimpang alang-alang
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rimpang:
pelembut kulit; peluruh air seni, pembersih darah, penambah nafsu makan,
penghenti perdarahan. di samping itu dapat digunakan pula dalam upaya
pengobatan penyakit kelamin (kencing nanah, kencing darah, raja singa),
penyakit ginjal, luka, demam, tekanan darah tinggi dan penyakit syaraf. Semua
bagian tumbuhan digunakan sebagai pakan hewan,bahan kertas,dan untuk pengobatan
kurap. EFEK BIOLOGI dan FARMAKOLOGI Infusa rimpang alang-alang berefek sebagai
diuretika, atas dasar peningkatan konsentrasi elektrolit (Na,K,Cl) urin tikus
putih jantan. Pemberian infusa akar alang-alang dengan dosis 40, 50, 60, 70
g/kgBB berefek antipiretik pada marmot. Infusa bunga alang-alang pada konsentrasi
10% dengan dosis 12 ml/ kgBB berefek antipiretik yang relatif sama dengan
suspensi parasetamol 10% pada merpati. Uji Klinik: Dekokta akar alang-alang
dengan dosis 250-300 g, 2 kali pagi dan sore dapat menyembuhkan 27 kasus dari
30 penderita nefritis akut. Pada nefritis kronis, herba alang-alang dapat
mengurangi edema dan menurunkan tekanan darah. Dekokta herba 250 g dalam bentuk
tunggal maupun dikombinasikan dengan rimpang dan daun Nelumbo nucifera dan daun
Agrimonia pilosa dapat mengobati epistaksis (mimisan), hemoptisis (batuk
darah), hematuri (kencing darah), menorrhagia, dan perdarahan gastrointestinal
bagian atas. Di samping itu dilaporkan juga bahwa dekokta akar alang-alang
dapat efektif untuk pengobatan hepatitis viral akut pada 28 kasus; biasanya digunakan
bersama-sama dengan Plantago asiatica, Glechoma longituba dan tunas Artemisia
capillaris. Toksisitas: Pada pemakaian sesuai aturan, praktis tidak toksik.
Efek yang tidak dfinginkan: Pusing, mual, adanya peningkatan rasa ingin buang
air besar, kadang-kadang terjadi pada penggunaan klinik. Teknologi Farmasi:
Selulosa daun alang-alang mempunyai daya serap terhadap air yang relatif cukup
baik dalam pembuatan tablet secara cetak langsung.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN:
Hanya
akarnya (rimpang) yang digunakan untuk pengobatan
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT:
Sebagai peluruh air seni:
49 buah
rimpang kering, dipotong-potong kemudian ditambah dengan 2 gelas air dan
dididihkan hingga volume air tinggal 1 gelas, disaring, kemudian diminum 2 kali
sehari.
Demam karena buang air kecil berdarah:
1 sendok
penuh rimpang alang-alang, rebus dengan beberapa potong tang kwe (daging buah
beligu setengah matang yang dibuat manisan kering) dalam dua gelas sampai
airnya tinggal separuh. Air ini diminum 2 gelas 1 hari. Air kencing akan normal
dan suhu badan turun.
"Zwartwaterkoorts" (Bld):
Minum air
rebusan akar alang alang sebagai teh.
Komposisi :
Akar:
metabolit yang telah ditemukan pada akar alang-alang ter.diri dari arundoin,
fernenol, isoarborinol, silindrin, simiarenol, kampesterol, stigmasterol,
ß-sitosterol, skopoletin, skopolin, p-hidroksibenzaladehida, katekol, asam
klorogenat, asam isoklorogenat, asam p-kumarat, asam neoklorogenat, asam
asetat, asam oksalat, asam d-malat, asam sitrat, potassium (0,75% dari berat
kering), sejumlah besar kalsium dan 5-hidroksitriptamin. Dari hasil penelitian
lain terhadap akar dan daun ditemukan 5 macam turunan flavonoid yaitu turunan
3',4',7-trihidroksi flavon, 2',3'-dihidroksi kalkon dan 6-hidroksi flavanol.
Suatu turunan flavonoid yang kemungkinan termasuk golongan flavon, flavonol
tersubstitusi pada 3-0H, flavanon atau isoflavon terdapat pada fraksi ekstrak
yang larut dalam etilasetat akar alang-alang. Pada fraksi ekstrak yang larut
dalam air akar alang-alang ditemukan golongan senyawa flavon tanpa gugus OH
bebas, flavon, flavonol tersubstitusi pada 3-0H, flavanon, atau isoflavon.
(Persea
gratissima Gaertn.)
|
|
Sinonim
:
= P. americana, Mill. |
|
Familia
:
Lauraceae |
Uraian :
Pohon buah
dari Amerika Tengah, tumbuh liar di hutan-hutan, banyak juga ditanam di kebun
dan di pekarangan yang lapisan tananhnya gembur dan subur serta tidak tergenang
air. Walau dapat berbuah di dataran rendah, tapi hasil akan memuaskan bila
ditanam pada ketinggian 200-1.000 m di atas permukaan laut (dpl), pada daerah
tropik dari subtropik yang banyak curah hujannya. Pohon kecil, tinggi 3-10 m,
berakar tunggang, batang berkayu, bulat, warnanya coklat kotor, banyak
bercabang, ranting berambut halus. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya
1,5-5 cm, kotor, letaknya berdesakan di ujung ranting, bentuknya jorong sampai
bundar telur memanjang, tebal seperti kulit, ujung dan pangkal runcing, tepi
rata kadang-kadang agak rmenggulung ke atas, bertulang rnenyirip, panjang 10-20
cm, lebar 3-10 cm, daun muda warnanya kemerahan dan berambut rapat, daun tua
warnanya hijau dan gundul. Bunganya bunga majemuk, berkelamin dua, tersusun
dalam malai yang keluar dekat ujung ranting, warnanya kuning kehijauan. Buahnya
buah buni, bentuk bola atau bulat telur, panjang 5-20 cm, warnanya hijau atau
hijau kekuningan, berbintik-bintik ungu atau ungu sarna sekali berbiji satu,
daging buah jika sudah masak lunak, warnanya hijau, kekuningan. Biji bulat
seperti bola, diameter 2,5-5 cm, keping biji putih kemerahan. Buah alpokat yang
masak daging buahnya lunak, berlemak, biasanya dimakan sebagai es campur atau
dibuat juice. minyaknya digunakan antara lain untuk keperluan kosmetik.
Perbanyakan dengan biji, cara okulasi dan cara enten.
Nama Lokal :
Apuket,
alpuket, jambu wolanda (Sunda), apokat, avokat,; plokat (Jawa). apokat,
alpokat, avokat, advokat (Sumatera);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sariawan,
melembabkan kulit kuring, kencing batu, sakit kepala; Darah tinggi
(Hipertensi), nyeri saraf (neuralgia), nyeri lambung,; Saluran napas membengkak
(bronchial swellings), sakit gigi,; Kencing manis (diabetes melitus),
menstruasi tidak teratur.;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daging buah, daun, biji.
KEGUNAAN:
Daging buah :
- Sariawan.
-
Melembabkan kulit kering.
Daun:
- Kencing
batu.
- Darah
tinggi, sakit kepala.
- Nyeri
syaraf.
- Nyeri
lambung.
- Saluran
napas membengkak (bronchial swellings).
- Menstruasi
tidak teratur.
Biji:
- Sakit
gigi.
- Kencing
manis.
PEMAKAIAN :
Untuk minum:
3-6 lembar daun.
Pemakaian
Luar: Daging buah secukupnya dilumatkan,
dipakai untuk masker. Daun untuk pemakaian setempat, biji digiling halus
menjadi serbuk untuk menghilangkan sakit.
CARA PEMAKAIAN:
1. Sariawan:
Sebuah isi alpokat yang sudah masak diberi
2 sendok makan madu
murni, diaduk merata lalu dimakan. Lakukan
setiap hari sampai
sembuh.
2. Kencing batu:
4 lembar daun alpokat, 3 buah rimpang teki,
5 tangkai daun randu,
setengah biji pinang, 1 buah pala, 3 jari
gula enau, dicuci lalu
direbus dengan 3 gelas air bersih sampai
tersisa 2 1/4 gelas.
Setelah dingin disaring lalu diminum.
Sehari 3 x 3/4 gelas.
3. Darah tinggi :
3 lembar daun alpokat dicuci bersih lalu
diseduh dengan 1 gelas air
panas. Setelah dingin diminum sekaligus.
4. Kulit muka kering:
Buah diambil isinya lalu dilumatkan sampai
seperti bubur. Dipakai
untuk masker, dengan cara memoles muka yang
kering. Muka
dibasuh dengan air setelah lapisan masker alpokat tersebut
mengering.
5. Sakit gigi berlubang:
Lubang pada gigi dimasukkan bubuk biji
alpokat.
6. Bengkak karena Peradangan:
Bubuk dari biji secukupnya ditambah sedikit
air sampai menjadi
adonan seperti bubur, balurkan kebagian
tubuh yang sakit.
7. Kencing manis:
Biji dipanggang di atas api lalu dipotong
kecil-kecil dengan golok,
kemudian digodok dengan air bersih sampai
airnya menjadi coklat.
Saring, minum setelah dingin.
8. Teh dan alpokat baik untuk menghilangkan
rasa sakit kepala, nyeri
lambung,
bengkak pada saluran napas, rasa nyeri syaraf (Neuralgia)
dan
datang haid tidak teratur.
Data penelitian:
Daun
mempunyai aktivitas antibakteri dan menghambat pertumbuhan Staphylococcus
aureus strain A dan B. Staphylococcus albus, Pseudomonas sp., Proteus sp.,
Escherichea coli dan Bacillus subtilis (E.O. ognulans dan E. Ramstad 1975).
Komposisi :
SIFAT
KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daun: Rasa pahit, kelat. Peluruh kencing. Biji
: Anti radang, menghilangkan sakit. KANDUNGAN KIMIA: Buah dan daun mengandung
saponin, alkaloida dan flavonoida, Buah juga mengandung tanin dan daun
mengandung polifenol, quersetin, gula alkohot persiit.
(Cordyline
fruticosa (L) A. Cheval.)
|
|
Sinonim
:
Asperagus terminalis L. Cordyline terminalis (L.) Kunth. |
|
Familia
:
Agavaceae (Liliaceae). |
Uraian :
Perdu
bercabang; tinggi 2-4 m. Ranting dengan bekas daun rontok yang berbentuk
cincin. Daun pada ujung ranting berjejal dengan susunan spiral; tangkai bentuk
talang, helaian daun bentuk garis atau lanset, 20-60 kali 1-13 cm, dengan
pangkal yang berbentuk baji dan ujung runcing, hijau atau merah atau lorek.
Malai bunga di ketiak daun, bertangkai panjang, bercabang melebar, dengan daun
pelindung yang besar pada pangkal cabang. Anak daun pelindung pada pangkal
bunga kecil. Daun tenda bunga 6, memanjang, panjang 1,3 cm, 3 yang luar pada
bagian separo bawah melekat, erat dengan yang di dalam, bagian yang teratas
lepas dan melengkung kebelakang kembali. Benang sari 6, tertancap pada tenda
bunga. Kepala putik pendek 3 taju. Buah buni ± bentuk bola, merah mengkilat.
Biji hitam mengkilat. Dari Asia Timur. Di kebun dan pagar, di kuburan; 1-1.900
m. Bagian yang digunakan Daun.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH
Bak juwang, Laklak (Aceh); Kalinjuhang Katunggal, Linjuang, Si linjuang
(Batak); Anjiluwang, Jiluwang, Lanjuwang, Linjuwang (Makasar); Anderuwang
(Lampung); Renjuwang, Sabang, Sawang (Dayak); Hanjuwang (Sunda); Andong, Endong
(Jawa); Andong, Endong, Handwang (BaIi); Tabongo (Gr); Panili, Siri (Ms);
Panyaureng, Siri (Bg); Ai buru (Sr); Weluga, Werusisi, Wersingin (Ab); Yasir
(Ij); Pitako (Hm). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Cordylinae Folium; Daun Andong.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS
Mendinginkan. KHASIAT Hemostatik dan
anti bengkak.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN:
1.Batuk
darah.
2.Disentri.
3.Haid
terlalu banyak.
4.Wasir
berdarah.
RAMUAN DAN TAKARAN
Batuk Darah,
Haid terlalu banyak
Ramuan:
Daun Andong
segar 5 helai
Air secukupnya
Cara pembuatan:
Dibuat
infus, diseduh, atau dipipis.
Cara pemakaian:
Diminum 1
kali sehari 100 ml. Untuk pipis, diminurn 1 kali sehari 1/4 cangkir.
Lama pengobatan:
Diulang
sampai sembuh.
Wasir
Ramuan:
Daun Andong
segar 3 helai
Daun Wungu
segar 7 helai
Air
matang secukupnya
Cara pembuatan:
Dipipis.
Cara pemakaian:
Diminum 2
kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 1/4 cangkir.
Lama pengobatan:
Diulangi
selama 14 hari.
Komposisi :
Kandungan
Kimia Steroida, saponin, dam polisakarida.
(Pterocarpus
indicus Willd.)
|
|
Sinonim
:
Pterocarpus flavus Lour. Pterocarpus pallidus Blco. |
|
Familia
:
Papilionaceae (Leguminosae). |
Uraian :
Pohon,
tinggi 10-40 m. Ujung ranting berambut. Daun penumpu bentuk lanset, panjang 1-2
cm. Daun berseling. Anak daun 5-13, bulat telur memanjang, meruncing, tumpul,
mengkilat sekali, 4-10 kali 2,5-5 cm; anak tangkai lk 0,5-1,5 cm. Tandan bunga
di ujung dan duduk di ketiak, sedikit atau tidak bercabang, berambut coklat,
berbunga banyak, panjang 7-11 cm; anak tangkai 0,5-1,5 cm; bunga sangat harum.
Kelopak bentuk lonceng sampai bentuk tabung, bergigi 5, tinggi lk 7 mm. Mahkota
kuning oranye. Daun mahkota berkuku; bidang bendera bentuk Iingkaran atau bulat
telur terbalik, berlipat kuat, melengkung kembali, garis tengah lebih kurang 1
cm; lunas lebih pendek daripada sayap, pucat. Bakal buah berambut lebat,
bertangkai pendek, bakal biji 2-6. Polongan bertangkai di atas sisa kelopak,
hampir bulat lingkaran, dengan paruh di samping, pipih sekali, sekitarnya
bersayap, tidak membuka, garis tengah lk 5 cm, pada sisi yarig Iebar dengan ibu
tulang daun yang tebal. Biji kebanyakan 1. Kerapkali ditanam; 1-800 m. Catatan:
Kayunya mempunyai warna dan kwalitas yang baik sekali; dipergunakan sebagai
bahan bangunan dan kayu meubel. Di Maluku pohon ini menghasilkan „kayu
akar" (wortelhout) yang bagus. Kulitnya dipakai sebagai obat; dalam
keadaan hidup pohon tersebut rnengandung cairan yang merah darah. Bagian yang
digunakan Kulit kayu, getah (resin) dan daun muda.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH
Asan, Athan (Aceh); Sena (Gayo); Sena, Hasona, Sona (Batak); Kayu merah
(Timor); Asana, Sana kapur, Sana kembang (Minangkabau), Sana kembang (Madura);
Kenaha (Solor); Aha, Naga, Aga, Naakir (Sulawesi Utara); Tonala (Gorontalo);
Candana (Bugis); Na, Nar, (Roti); Lana (Buru). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA:
Pterocarpi Cortex; Kulit kayu Angsana.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
KHASIAT
Adstringen dan diuretik. PENELITIAN
Hayati, 1990. Jurusan Farmasi, FMIPA USU.
Telah melakukan penelitian pengaruh infus daun Angsana terhadap penurunan kadar
gula darah kelinci dibandingkan dengan tolbutamid. Dari hasil penelitian
tersebut, ternyata infus daun Angsana 5 ml, 10% dan 20°Io secara oral
menurunkan kadar gula darah kelinci. Pengaruh infus 10% tidak ada beda dengan
50 mg/kg bb tolbutamid, sedangkan penurunan oleh infus 20% lebih besar daripada
pengaruh oleh tolbutalmid.
Pemanfaatan :
KHASIAT
Adstringen
dan diuretik.
KEGUNAAN
Kulit kayu:
Batu ginjal.
Sariawan
mulut (obat kumur).
Daun muda:
Kencing
manis.
Bisul (obat
luar).
Getah (Kino):
Luka (obat
luar).
Sariawan
mulut (obat luar).
RAMUAN DAN TAKARAN
Batu Ginjal
Ramuan:
Kulit kayu
Angsana 3 gram
Daun Keji
beling 2 gram
Daun Kumis
kucing 4 gram
Air 115 ml
Cara pembuatan:
Dibuat infus
atau diseduh.
Cara pemakaian:
Diminum 1
kali sehari 100 ml. Bila batu telah keluar, baik berupa kristal maupun air
kencing yang keruh atau air kencing yang berbuih maka pemberian jamu
dihentikan. Kemudian dilanjutkan minum teh daun Kumis kucing 6% dalam air. 6
gram daun Kumis kucing diseduh dengan air mendidih sebanyak 100 ml. Diminum
seperti kebiasaan minum teh.
Sariawan Mulut
Ramuan:
Kulit kayu
Angsana 4 gram
Daun Saga
segar 4 gram
Daun Sirih
segar 3 helai
Air 115 ml
Cara pembuatan:
Dibuat infus
atau diseduh.
Bila
diperlukan tambahkan 10 gram gips pada beningan, didiamkan beberapa saat, lalu
disaring dan diambil bagian beningnya. (Gips dapat dibeli di apotik atau toko
kimia).
Cara pemakaian:
Untuk kumur,
tiap 3 jam sekali, tiap kali pakai 50 ml, bila perlu dapat diencerkan dengan
air.
Bisul
Bisul dicuci
dengan air bersih atau alkohol 70%. Kemudian daun Angsana diremas dan
ditempelkan pada bisul tersebut. Diperbaharui tiap 3 jam sekali.
Komposisi :
Resin
dikenal dengan nama kino (asam kinotanat dan zat warna merah.
(Acalypha
australis Linn.)
|
|
Sinonim
:
|
|
Familia
:
Euphorbiaceae |
Uraian :
Herba
Semusim, tegak. berambut. Batang tinggi 30 - 50 cm. bercabang, dengan garis memanjang
kasar. Tumbuh di pinggir jalan, lapangan rumput, lereng gunung. Daun letak
berseling bentuk bulat lonjong sampai lanset, bagian ujung dan pangkal daun
lancip, tepi bergerigi, panjang 2,5 - 8 cm, lebar 1,5 - 3,5 cm. Bunga
berkelamin tunggal dan berumah satu, keluar dari ketiak daun, bunganya
kecil-kecil dalam rangkaian berupa malai. Buahnya kecil. Akar dari tanaman ini
sangat disukai anjing dan kucing.
Nama Lokal :
Tie xian
(China).;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Disentri
basiler dan disentri amuba, Diare, Malnutrition, mimisan; Muntah darah, Berak
darah, Kencing darah, Malaria;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Seluruh
tanaman, pemakaian segar atau kering.
KEGUNAAN:
1. Disentri
basiler dan disentri amuba.
2. Diare,
anak dengan berat badan rendah (malnutrition) dan
gangguan pencernaan.
3. Muntah
darah, mimisan, berak darah (melena), kencing
darah
(hematuria).
4. Malaria.
PEMAKAIAN :
9 - 15 gram
kering atau 30 - 60 gram segar, direbus, minum.
PEMAKAIAN LUAR:
Herba segar
dilumatkan, tempel atau direbus, airnya untuk cuci.
Dipakai
untuk bisul, koreng, luka berdarah, eczema, dermatitis,
gigitan
ular.
CARA PEMAKAIAN:
1. Dermatitis, eczema, koreng:
Herba segar secukupnya direbus, airnya
untuk cuci di tempat yang
sakit.
2. Perdarahan, luka luar:
Herba segar ditambah gula pasir secukupnya,
dilumatkan dan
ditempel ke tempat yang sakit.
3. Disentri amoeba:
30 - 60 gram tanaman kering (seluruh
batang) direbus, sehari dibagi
2 kali minum, selama 5 - 10 hari.
4. Diare, disentri basiler, muntah darah,
mimisan, berak darah (melena),
batuk:
Herba kering 30 - 60 gram direbus, minum.
5. Disentri basiler:
Acalypha australis 30 - 60 gram, Portulaca
oleracea (Gelang) dan
gula masing-masing 30 gram rebus, minum
setelah dingin.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pahit, astringen, sejuk. Anti-radang,
antibiotik, peluruh air seni, astringen menghentikan perdarahan (hemostatik).
(Elaeocarpus
grandiflorus J.Sm,)
|
|
Sinonim
:
Rejasa. |
|
Familia
:
Elaeocarpaceae. |
Uraian :
Pohon dengan
bentuk etage; tinggi 6-26 m. Daun bertangkai, berjejal pada ujung ranting,
bentuk lanset, beralih demi sedikit pada tangkai, 5-20 kali 1-5 cm, gundul,
seperti kulit, bergerigi beringgit tidak dalam; yang tua merah api. Tandan
bunga menggantung, berbunga 4-6, panjang 2-10 cm. Tangkai bunga 3-4,5 cm. Daun
kelopak merah cerah, berambut. Daun mahkota putih, pada pangkalnya dengan
sisik, ke arah ujung melebar sekali dan terbagi dalam taju, panjang; 2-2,5 cm.
Dasar bunga kuning, kemudian oranye. Tonjolan dasar bunga berambut halus
(seperti bulu anak ayam) rapat. Benang sari seluruhnya berambut. Bakal buah
bentuk telur, berambut; kepala putik tidak melebar. Buah bentuk spul, hijau
pucat, panjang lk 3 cm. Di hutan di pinggir air, di bawah 500 m; sebagai pohon
hias di kebun dan park. Anyang, S, Rejasa, J. Elaeocarpus grandiflorus J.E.Sm.
Cat. : Jika buah diinjak, maka duri tempel pada inti buah menembus dinding buah
yang lunak dan menyebarlah biji tersebut sebagaiapa yang dinamakan „kotak
duri" (hoefklitten). Bagian yang digunakan Buah, kulit kayu, dan daun.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH
Anyang-anyang, Ki ambit (Sunda); Anyang-anyang, Kemaitan, Maitan, Raja sor,
Rejasa (Jawa). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Elaeocarpi Fructus; Buah
Anyang-anyang.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
--
Pemanfaatan :
KEGUNAAN
Buah:
1. Disentri.
2. Sakit
kandung kencing.
Kulit kayu:
1. Radang
Ginjal.
2. Borok
(obat luar).
Daun:
1.Demam.
2.Kelesuan.
3.Mual.
4.Sakit
Kuning.
RAMUAN DAN TAKARAN
Demam
Ramuan:
Kulit kayu
atau daun Anyang-anyang 4 gram
Air
110 ml
Cara pembuatan:
Dibuat infus
atau diseduh.
Cara pemakaian:
Diminum 2
kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml
Lama
pengobatan:
Diulang
selama 4 hari.
Kelesuan
Ramuan:
Daun
Anyang-anyang 4 gram
Daun
Sembung 3 gram
Herba
Meniran 2 gram
Rimpang
Temulawak 4 gram
Air 110
ml
Cara pernbuatan:
Diseduh,
dibuat infus.
Cara pemakaian:
Diminum 2
kali sehari, pagi dan sore. Tiap kali minum 100 ml.
Lama pengobatan
Diulangi
selama 14 hari.
Sakit Kandung Kencing
Penderita
pada saat buang air seni merasa nyeri, dan air seninya berbuih.
Ramuan:
Buah
Anyang-anyang 7 biji
Buah
Adas 1 gram
Pulosari 1/ 2 ruas jari
Air 110 ml
Cara pembuatan:
Dibuat infus
atau diseduh.
Cara pemakaian:
Diminum 2
kali sehari, pagi dan sore tiap kali minum 100 ml.
Lama pengobatan:
Diulang
selama 7 hari.
Komposisi :
Elaeokarpid
(zat pahit beracun) dan saponin. Khasiat Diuretik.
(Pyrus
malus, Linn)
|
|
Sinonim
:
= Malus sylvestris, Mill |
|
Familia
:
Rosaceae |
Uraian :
Apel (Pyrus
malus) dapat hidup subur di daerah yang mempunyai temperatur udara dingin.
Tumbuhan ini di Eropa dibudidayakan terutama di daerah subtropis bagian Utara.
Sedang apel lokal di Indonesia yang terkenal berasal dari daerah Malang, Jawa
Timur. Atau juga berasal dari daerah Gunung Pangrango, Jawa Barat. Di
Indonesia, apel dapat tumbuh dan berkembang dengan baik apabila dibudidayakan
pada daerah yang mempunyai ketinggian sekitar 1200 meter di atas permukaan
laut. Tumbuhan apel dikatagorikan sebagai salah satu anggota keluarga
mawar-mawaran dan mempunyai tinggi batang pohon dapat mencapai 7-10 meter. Daun
apel sangat mirip dengan daun tumbuhan bunga mawar. Berbentuk bulat telur dan
dihiasi gerigi-gerigi kecil pada tepiannya. Pada usia produktif, apel biasanya
akan berbunga pada sekitar bulan Juli. Buah apel yang berukuran macam-macam
tersebut sebenarnya merupakan bunga yang membesar atau mengembang sehingga
menjadi buah yang padat dan berisi.
Nama Lokal :
Apel
(Indonesia, Malang), Apple (Inggris), Appel (Perancis);;
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kencing
manis (diabetes mellitus), Diare;
Pemanfaatan :
1. Diabetes Mellitus
Bahan: 1 biji buah apel berukuran sedang.
Cara membuat : dibelah menjadi 4 bagian dan
direbus dengan air 3-4
gelas sampai mendidih hingga tinggal 2
gelas.
Cara menggunakan : diminum pagi-sore, dan
dilakukan secara rutin.
2. Diare
Bahan: buah apel yang belum begitu masak.
Cara menggunakan: dimakan biasa.
Komposisi :
KANDUNGAN
KIMIA : Buah apel (Pyrus malus) selain mempunyai kandungan senyawa pektin juga
mengandung zat gizi, antara lain (per 100 gram) : - Kalori 58 kalori - Hidrat
arang 14,9 gram - Lemak 0,4 gram - Protein 0,3 gram - Kalsium 6 mg - Fosfor 10
mg - Besi 0,3 mg - Vitamin A 90 SI - Vitamin B1 0,04 mg - Vitamin C 5 mg - dan
Air 84 %
(Arenga
pinnata (Wurmb.) Merr.)
|
|
Sinonim
:
Arenga sacchrifera Labill. |
|
Familia
:
Arecaceae (Palmae). |
Uraian :
Tidak
berduri tempel. Batang tinggi sampai 25 m dan diameter 65 cm, sebagian batang
yang cukup panjang berdaun, di bawahnya terdapat pelepah daun yang tepinya
sobek-sobek terurai menjadi serabut hitam. Tangkai daun sampai 1,5 m, helaian
daun panjangnya sampai 5 m. Anak daun sampai 145 kali 7 cm, bagian bawah ada
lapisan lilin. Berumah satu, tongkol betina dengan tongkol jantan panjangnya
2,5 m. Tongkol bercabang satu kali; cabang samping panjang 1,5 m. Bunga jantan
berpasangan, panjang 12-15 mm; benang sari banyak. Bunga betina berdiri
sendiri, hampir bulat bola; bakal buah beruang 3, dengan 3 kepala putik. Buah
buni bulat peluru, dengan ujung pesok ke dalam, garis tengah 4 cm, beruang 3,
berbiji 3. Seluruh Jawa, dalam hutan atau ditanam; 1-1400 m. Catatan: Juga
terkenal dengan nama yang lama Arenga saccharifera Labill. Boleh dikatakan
semua bagian tanaman dipakai; akarnya untuk bahan anyaman dan untuk cambuk,
batang yang dibelah untuk talang (saluran air), kayunya untuk tongkat jalan dan
usuk genting, pondoh untuk sayur-mayur makan nasi, tulang daun untuk sapu dan
kranjang, daun muda untuk ganti kertas rokok, serabut pelepah untuk tali ijuk,
untuk genting, kranjang, sapu, sikat, terasnya dibuat „sagu". Dari tongkol
bunga jantan disadap cairan yang mengandung gula, di mana kemudian dibuat gula
(gula Jawa), kalau dikhamirkan menghasilkan sagu air, arak atau cuka; bijinya
dibuat manisan dan dimakan (kolang-kaling). Bagian yang digunakan Tuak/legen
(hasil peragian dari air bunga) dan akar.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH:
Bak juk, Bak jok (Aceh); Pola, Paula, Bagot, Agaton, Bargot (Batak); Anau,
Biluluk (Minangkabau); Kawung, Taren (Sunda);Aren, Lirang, Nanggung (Jawa);
Jaka, Hano (BaIi); Meka (Sawu); Moke, Huwat (FIores); Akel, Akere, Koito, Akol,
Ketan (Sawu); Inru (Bugis); Bole (Roti); Seho (Ternate). NAMA ASING: NAMA
SIMPLISIA: Arengae pinnatae Radix; Akar Aren.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
KHASIAT
Diuretik.
Pemanfaatan :
KEGUNAAN
Tuak/legen:
-Sariawan.
-Sembelit.
Akar:
-Batu
ginjal.
-Ruam kulit.
RAMUAN DAN TAKARAN
Batu Ginjal:
Ramuan:
Akar
Aren 2 gram
Daun Keji
beling 3 gram
Akar
Alang-alang 3 gram
Herba
Meniran 3 gram
Air 20 ml
Cara pembuatan:
Dibuat
infus.
Cara pemakaian
Diminum 1
kali sehari, 100 ml.
Lama pengobatan:
Diulang
selama 14 hari atau sampai bntu ginjal keluar. Pengobatan dihentikan setelah
batunya keluar berupa batu, pasir, atau butiran. Selanjutnya minum rebusan daun
Kumis Kucing dan herba Meniran, sebagai pengganti air teh.
Sembelit dan Sariawan:
Legen
diminum seperti minuman segar lainnya.
Komposisi :
TUAK:
Gula dan minyak lemak.
(Tamarindus
indica, Linn.)
|
|
Sinonim
:
|
|
Familia
:
Leguminosae |
Uraian :
Asam jawa
(tamarindus indica) merupakan sebuah kultivar daerah tropis dan termasuk
tumbuhan berbuah polong. Batang pohonnya yang cukup keras dapat tumbuh menjadi
besar dan daunnya rindang. Batang pohonnya yang cukup keras dapat tumbuh
menjadi besar dan daunnya rindang. Daun asam jawa bertangkai panjang, sekitar
17 cm dan bersirip genap. Bunganya berwarna kuning kemerah-merahan dan buah
polongnya berwarna coklat dengan rasa khas asam. Di dalam buah polong selain
terdapat kulit yang membungkus daging buah, juga terdapat biji berjumlah 2 - 5
yang berbentuk pipih dengan warna coklat agak kehitaman.
Nama Lokal :
Tamarind
(Inggris), Tamarinier (Perancis),; Asam Jawa (Indonesia), Celangi, Tangkal asem
(Sunda); Asem (Jawa);
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Asma, Batuk,
Demam, Sakit panas, Reumatik, Sakit perut, morbili; Alergi/biduren, Sariawan,
Luka baru, Luka borok, Eksim, Bisul; Bengkak disengat lipan/lebah, Gigitan ular
bisa, Rambut rontok;
Pemanfaatan :
1. Asma
Bahan: 2 potong kulit pohon asam jawa, adas
pulawaras secukupnya
Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus
dengan 1 liter air
sampai mendidih, kemudian disaring.
Cara mrnggunakan: diminum 2 kali sehari
2. Batuk Kering
Bahan: 3 polong buah asam jawa, ½ genggam
daun saga
Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus
dengan 4 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas dan
disaring
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore
3. Demam
Bahan:
1 genggam daun asam jawa, adas pulawaras secukupnya;
Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan ½ liter air
sampai mendidih, kemudian disaring
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore
4. Sakit Panas
Bahan:
2 polong buah asam jawa yang telah masak, garam
secukupnya
Cara membuat: kedua bahan tersebut disedu dengan 1 gelas
air
panas, kemudian disaring
Cara menggunakan: diminum biasa
Catatan:
bagi ibu hamil tidak boleh minum resep ini
5. Reumatik
Bahan:
1 genggam daun asam jawa, 2-3 biji asam jawa (klungsu =
jawa)
Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus
Cara menggunakan: dipakai untuk kompres
bagian yang sakit
6. Sakit
perut
a. Bahan: 3 polong buah asam jawa yang
sudah masak, kapur sirih
dan minyak kayu putih secukupnya
Cara membuat: semua bahan tersebut
dicampur sampai merata
Cara menggunakan: digunakan sebagai obat gosok, terutama
pada bagian perut
b. Bahan:
3 polong buah asam jawa, 1 potong gula aren
Cara membuat: kedua bahan tersebut disedu dengan 1 gelas
air
panas, kemudian disaring
Cara menggunakan: diminum biasa
c. Bahan: 2 polong buah asam jawa, 1
rimpang kunyit sebesar ibu
jari, 1 potong gula kelapa
Cara membuat: Kunyit diparut, kemudian
dicampur dengan bahan
bahan lainnya dan diseduh dengan 1
gelas air panas, kemudian
disaring
Cara menggunakan: diminum biasa
7. Morbili
Bahan:
1 - 2 potong buah asam jawa yang telah masak, 2 rimpang
kunyit sebesar ibu jari
Cara membuat: kunyit diparut, kemudian kedua bahan tersebut
dicampur sampai merata
Cara menggunakan: digunakan sebagai bedak/obat gosok bagi
penderita morbili
8. Alergi/Biduren (Jawa)
Bahan: 2-3 golong buah asam jawa yang telah
tua, garam
secukupnya, ¼ sendok kapur sirih.
Cara membuat: semua bahan tersebut direbus
dengan 3 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas dan
disaring
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore
9. Sariawan
Bahan: 2 polong buah asam jawa, 2 rimpang
temulawak sebesar ibu
jari, 1 potong gula kelapa
Cara membuat: semua bahan tersebut direbus
sampai mendidih
hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring
Cara menggunakan: diminum biasa
10. Luka baru
Bahan: daun asam jawa secukupnya
Cara membuat: daun asam jawa dikunyah
sampai lumat
Cara menggunakan: ditempelkan pada luka
11. Luka borok
Bahan:
beberapa biji asam jawa (klungsu
= jawa)
Cara membuat: biji asam jawa ditumbuk halus
Cara menggunakan: ditempelkan pada luka, kemudian diperban
12. Eksim dan Bisul
Bahan:
1 genggam daun asam jawa yang masih muda (sinom =
jawa), 2 rimpang kunyit sebesar ibu jari
Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk sampai halus
Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang sakit
13. Bengkak karena disengat lipan atau lebah
Bahan:
3 - 5 biji asam jawa dan minyak kayu putih secukupnya
Cara membuat: biji asam jawa ditumbuk halus
Cara menggunakan: bagian yang bengkak dibersihkan terlebih
dahulu dengan kain yang dibasahi dengan
minyak kayu putih,
kemudian ditaburi/ditempeli dengan bubukan
biji asam jawa
tersebut.
14. Mencegah rambut rontok
Bahan:
beberapa biji asam jawa
Cara menggunakan: sebelum keramas dengan shampo, kepala
dimasase terlebih dahulu dengan
Komposisi :
KANDUNGAN
KIMIA : Buah polong asam jawa mengandung senyawa kimia antara lain asam appel,
asam sitrat, asam anggur, asam tartrat, asam suksinat, pectin dan gula invert.
Buah asam jawa yang masak di pohon diantaranya mengandung nilai kalori sebesar
239 kal per 100 gram, protein 2,8 gram per 100 gram, lemak 0,6 gram per 100
gram, hidrat arang 62,5 gram per 100 gram, kalsium 74 miligram per 100 gram, fosfor
113 miligram per 100 gram, zat besi 0,6 miligram per 100 gram, vitamin A 30 SI
per 100 gram, vitamin B1 0,34 miligram per 100 gram, vitamin C 2 miligram per
100 gram. Kulit bijinya mengandung phlobatannnin dan bijinya mengandung
albuminoid serta pati.
(Ficus
septica Burm.L)
|
|
Sinonim
:
Ficus hauili Blanco, Ficus casearia F. v. Mueller ex Benth, Ficus kaukauensis Hayata. |
|
Familia
:
Moraceae |
Uraian :
Pohon atau
semak tinggi , tegak 1-5 meter. Batang pokok bengkok bengkok, lunak, ranting
bulat silindris, berongga, gundul, bergetah bening. Daun penumpu tunggal,
besar, sangat runcing, daun tunggal, bertangkai, duduk daun berseling atau
berhadapan, bertangkai 2,53 cm. Helaian berbentuk bulat telur atau elips,
dengan pangkal membulat, ujung menyempit cukup tumpul, tepi rata, 9-30 kali
9-16 cm, dari atas hijau tua mengkilat, dengan banyak bintik-bintik yang pucat,
dari bawah hijau muda, sisi kiri kanan tulang daun tengah dengan 6-12 tulang
daun samping; kedua belah sisi tulang daun menyolok karena warnanya yang pucat.
Bunga majemuk susunan periuk berpasangan, bertangkai pendek, pada pangkaInya
dengan 3 daun pelindung, hijau muda atau hijau abu-abu, diameter lebih kurang
1,5 cm, pada beberapa tanaman ada bunga jantan dan bunga gal, pada yang lain
bunga betina. Buah tipe periuk, berdaging , hijau-hijau abu-abu, diameter 1,5 -
2 cm. Waktu berbunga Januari - Desember. Tumbuhan ini banyak ditemukan di Jawa
dan Madura; tumbuh pada daerah dengan ketinggian 1200 m dpl, banyak ditemukan
di tepi jalan, semak belukar dan hutan terbuka.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH:
Sirih popar (Ambon) Tagalolo, Bei, Loloyan (Minahasa); Ki ciyat (Sunda); Awar
awar (Jawa); Bar-abar (Madura); Awar awar (Belitung); Tobotobo (Makasar);
Dausalo (Bugis); Bobulutu (Halmahera Utara); Tagalolo (Ternate). NAMA ASING:
Papua New Guinea: omia (Kurereda, Northern Province), manibwohebwahe (Wagawaga,
Milne Bay), bahuerueru (Vanapa, Central Province). Philippines: hauili
(Filipino), kauili (Tagalog), sio (Bikol). NAMA SIMPLISIA Fici septicae folium;
daun awar-awar
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Daun Ficus
septica dapat menghambat pertumbuhan Bacillus subtilis dan Escherichia coli
secara in vitro, hasil pengujian bioautografi dilaporkan bahwa 4 g ekstrak daun
awar awar yang larut dalam Metanol dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
Antofin (5 g) berefek sebagai antibakteri (B. subtillis, M flavus dan E. Coli)
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Daun
digunakan untuk obat penyakit kulit, radang usus buntu, mengatasi bisul,
gigitan ular berbisa dan sesak napas.
Akar
digunakan untuk penawar racun (ikan), penanggulangan asma; di samping itu daun
dapat menyebabkan muntah.
Getah
dimanfaatkan untuk mengatasi bengkak-bengkak dan kepala pusing.
Buah untuk
pencahar.
CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT:
Untuk mengobati bisul:
5 lembar
daun dicuci dan digiling halus; ditambah garam secukupnya, kemudian digunakan
sebagai kompres pada bisul (1-2 kali sehari).
Komposisi :
Tumbuhan ini
mengandung alkaloida, yaitu antara lain (-)-tilosrebrin (hauptalkaloid),
tiloforin, septisin, dan antofin, selain itu juga mengandung flavonoida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar